Pengalaman Terbang dengan Ethiopian Airlines

20180721_200556

Penampakan dalam pesawat Ethiopian Airlines

Perjalanan ke luar negeri kedua gw di tahun ini adalah ke Afrika Selatan di akhir bulan Juli sampai Agustus kemaren. Biar lebih berasa African trip, jadi gw pilih airlinesnya juga yang Afrika-afrika gitu deh, yaitu dengan Ethiopian Airlines karena gw juga mau coba-coba airlines setelah sebelumnya terbang dengan Singapore Airline waktu ke Australia.

Selain itu juga karena waktu itu harganya lagi promo karena penerbangan gw saat itu adalah penerbangan perdana maskapai ini di Indonesia, makanya waktu gw berangkat, ada acara ceremonial dulu di pintu gate keberangkatan (dari pembuka oleh para manager dan tari-tarian Ethiopia gitu deh) dan penumpang yang berangkat hanya 40 orang, itu pun 90% para keluarga dari si manager tersebut. Yang orang Indonesia saat itu hanya gw dan satu orang lagi, selebihnya warga kulit hitam semua. Karena cuma 40 orang, jadi gw bebas pindah tempat duduk dan tidur selonjoran, hehe.

Penerbangan ke Afrika Selatan dari Indonesia totalnya adalah 22 jam terbang dengan dua kali transit, di Bangkok dan Addis Ababa. Transit di Bangkok penumpang tidak turun dari pesawat, karena hanya menaikkan penumpang lain dari Bangkok ke Ethiopia, hanya di Addis Ababa kita ganti pesawat. Ini adalah penerbangan terlama selama hidup gw selama ini, walau pun bisa dibilang pesawatnya nyaman, tapi gak kebayang sampe umur berapa gw kuat terbang lagi selama itu, haha!

20180808_155632

Pilihan makanan utama: beef, chicken, and fish. Gak ada pilihan menu B2 (alias pork).

Pesawat yang digunakan adalah pesawat yang besar dengan susunan bangku 3-4-3, layaknya pesawat penerbangan internasional. Untuk kualitas pesawat dan service, bisa dibilang sih kurang lebih sama dengan Singapore Airlines. Kenyamanan tempat duduknya dengan space kaki yang lebih luas dan manusiawi (kalo dibanding budget flights like Lion Air or Air Asia, haha) atau mungkin juga karena bule–apalagi orang kulit hitam–kan badannya gede-gede, jadi emang standarnya segitu, sedangkan untuk gw yang orang Asia, segitu sih udah nyaman dan luas (karena kebiasaan pake penerbangan murah sih ya, haha).

20180721_200613

Setiap bangku juga dilengkapi dengan in-flight entertainment yang sama persis alatnya dengan Singapore Airlines. Kita juga bisa pake USB dari device pribadi dan bisa ngecharge laptop dan hp (ada colokan listrik juga di bawah kursi). Perbedaannya isinya gak se-up-to-date Singapore Airlines, dan kebanyakan isinya film Afrika walau pun menggunakan bahasa Inggris. Makanannya pun juga enak-enak seperti Singapore Airlines, kita gak akan kelaparan karena dibagikan makan setiap penerbangan dan pramugari rajin mondar-mandir nawarin minuman. Bagi gua terasa berbeda kalo dibanding dengan Singapore Airlines adalah:

  1. Kurangnya variasi konten di in-flight entertainmentnya,
  2. Pramugarinya gak se-ramah dan gak peduli penampilan seperti pramugari Asia. Mereka baik sih, cuma gak murah senyum seperti orang Asia. Dan kalo pramugari Singapore Airlines, mau penerbangannya selama apa juga mereka penampilannya tetep rapi dan klimis, sedangkan pramugari Ethiopian Airlines lebih cuek dengan penampilan, layaknya orang yang sedang travelling, rambut mereka kadang sama kusutnya dengan rambut gw, haha, jadi gw merasa ada temennya gitu.
  3. Penumpangnya kebanyakan orang kulit hitam, such an experience juga sih buat gw. Gw ngerasa kulit gw ini udah hitam eksotis, ternyata gw malah yang paling putih di pesawat itu (untuk standar kulit berwarna, hehe).
20180809_163956

Bayi yang entah kenapa ngeliatin gw terus dan minta foto sama gw, disangka badut kali yak!

Seragam pramugarinya tidak menggunakan rok, mereka pakai celana dan kalo lagi mondar-mandir nawaran makanan-minuman, mereka pakai celemek. Jadi kerasa banget bahwa pekerjaan utama mereka adalah safety and service, gak kayak pramugari di Indonesia yang kebanyakan belagu gitu ya, hehe. Berbeda dengan pramugari Singapore Airlines yang badannya sumpah kecil banget, pramugari Ethiopian Airlines badannya lebih besar dan tinggi, mukanya eksotis gitu dengan matanya yang besar dan tulang rahangnya yang tinggi. Yang gw kurang suka sih style makeupnya, menurut gw style makeupnya lebih tebal dan pake warna lipstik yang gonjreng, gw sih kurang suka yang begitu, tapi ini selera pribadi ya…

Waktu di pesawat, gw sempat ngobrol-ngobrol dengan beberapa penumpang dan ternyata bagi mereka cewek yang cantik itu yang badannya besar dan tinggi, so mereka gak mengerti kenapa cewek Asia (especially Thailand) pada pingin punya badan sekecil mungkin, terlebih lagi mereka gak tinggi. Haha, tiap negara emang punya definisi cantik yang berbeda!

Overall gw punya impression positif untuk Ethiopian Airlines, tapi mungkin kalo gw terbang ke Afrika Selatan lagi gw akan mempertimbangkan Singapore Airlines aja karena maskapai tersebut memilik direct flight yang cuma 10 jam aja dongs…